Kamis, 08 Desember 2011

Apa saja .... demi teman


               Sudah lama aku bersusah payah agar diterima oleh sekelompok anak yang menjadi teman bermainku-Jared, Todd, Denis, dan Greg.  Aku mau melakukan apa saja demi mereka. Waktu semua kursus karate, aku juga ikutan. Pada mulanya, mereka kebanyakan lebih mahir karate daripada aku, tetapi aku terus melatih gerakanku dengan tekun. Aku ingin menunjukkan bahwa aku mampu mengimbangi mereka. Dan ternyata aku mampu. Saat mereka semua membeli skateboard, aku juga beli. Kami melakukan gerakan-gerakan keren denan skateboard. Aku lebih rajin memainkan skateboard-ku dibandingkan dengan mereka. Aku bukannya sombong, Tanya saja mereka.
                Berteman dengan mereka amat berarti bagiku. Jadi, seperti yang ku bilang, aku rela melakukan apa saja demi mereka. Misalnya, waktu Todd memintaku mencari jawaban ulangan matematika jam pelajaran kedua, ku katakan, “BERES”. Kucarikan jawabannya. Itulah yang namanya teman. Teman itu saling membantu; terutama, mereka saling menolong saat dibutuhkan. Setidaknya, itulah yang ku sangka!
                Lalu, minggu lalu skateboard-ku rusak saat aku meluncur di suatu tanjakan tajam, dan skateboard-ku terlontar jatuh. Aku tidak cidera, tetapi papanku rusak. Jadi, aku bertanya kepada Todd, apakah aku boleh memakai kepunyaannya. Katanya, “enak saja, aku ingin skateboard-ku tetap utuh. “aku juga bertanya kepada Jared, Denis, dan Greg. Semua tertawa dan mengatakan hal yang sama. Rasanya sulit dipercaya. Kalau aku, pasti aku mau meminjamkan skateboard-ku sebentar kalau hal yang sama terjadi pada mereka. Akan tetapi, tak satupun dari mereka mau melakukan hal itu untukku.
                Mungkin kakakku benar. Dia bilang, aku tak harus terus membuktikan diriku pada temanku. Sekarang aku kecewa kepada Jared, Denis, dan Greg karena kusangka teman saling membantu, tetapi mereka tidak membalas kebaikanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar